REALITA (BUKAN CERITA) DARI KAMPUS STIS IMPIAN

Senin, Februari 16, 2015 , 1 Komentar

"Inna ma'al usri yusra"
Artinya: Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. (Q.S. Al-Inshirah 94: 6)

Assalamualaikum W. W

Awal kata ini diawali dengan sepenggal ayat Al-Qur'an di mana isi nya akan memberikan motivasi kita untuk berjuang. Sedikit cerita, kata orang di desaku kuliah itu susah, kuliah itu mahal, kuliah itu... dan itu-itu saja.

Tapi saat aku berjalan terus (*loh) aku menemukan kecerahan di mana kuliah di STIS adalah pilihan terbaik untukku. Bukan soal kuliahnya yang gratis, ataupun mendapat Tunjangan Ikatan Dinas tiap bulannya (serius! eh ngga juga sih :D) tapi ini soal kualitas kuliah dan 'keluarga' yang terbentuk di dalamnya.

Awal ceritanya, masih SMA bingung milih buat daftar SNMPTN, tapi alternatif lain datang disaat bingung memilih PTN. Solusi baru datang dari kancah PTK. Awalnya pengen masuk ABRI/TNI AD, tapi keliatan banget bakal tidak lolosnya, haha. Tapi masih ada alternatif, STIS atau STAN. Di mana saat itu, tahap 1 STAN sudah ku lalui, sedangkan STIS aku hanya tinggal daftar ulang. Di satu sisi orang tua mengedepankan STIS daripada STAN yang belum tentu diterima, dan paman menyarankan untuk mencoba STAN dengan iming-iming saat kerja gajinya akan lebih besar. Ya, mungkin beberapa orang tahu sebabnya *eh. Dan akhirnya, saran orang tua lebih menguatkan. Tapi diantara perjuangan ini, banyak cerita manis pahit yang begitu mendidik demi memperjuangkan kampus impian.

Kalau sudah mendengar istilah PTK, awalnya yang terbayang hanyalah militer, kekerasan, disiplin dan lain-lain. Tapi STIS sangatlah berbeda. Istilah senioritas tidak berlaku di kampus kami. Lebih pantas kita ambil istilah junioritas untuk kampus STIS. Di mana ada teman dan kakak tingkat yang sangat membantu kesuksesan kita dalam hal akademik maupun non-akademik.

Soal pengajar, STIS tak diragukan lagi. Dengan dosen berpendidikan minimal Strata 2 kita akan dididik menjadi statistisi pembangun bangsa Indonesia. Karena sudah jelas tidak perlu dibahas ya :D . Soal mahasiswa di sini tentu banyak yang berprestasi dan berasal dari berbagai daerah di penjuru Indonesia. Pintar dan berprestasi tak ada korelasinya dengan kesombongan di sini, dan berasal dari berbagai macam daerah tak ada korelasinya dengan kata apatis. Kami di sini bersama dan saling membantu demi lahirnya kader-kader negara dalam bidang statistika.




Sistem pembelajaran di STIS adalah dengan menerapkan sistem SKS yang telah dipaketkan. Jadi tiap tahun kita akan dibentuk dalam kelas-kelas layaknya saat berada di SMA. Hal ini akan memberikan keeratan antara mahasiswa dalam kelas, contohnya kelasku kelas 1B ini. haha. Dari awal ketemu sampai mencapai bulan ke 6 ini anaknya masih solid dan kompak. Saling membantu saat dalam kesusahan, bahagia bersama saat semua bahagia.

Tapi kekeluargaan di STIS bukan hanya hanya dalam kelas. Ada organisasi lain yang membuat kita berada dalam keluarga STIS seperti himada (himpunan mahasiswa daerah), UKM (unit kegiatan mahasiswa), dan KSM (kelompok studi mahasiswa).

 Himada, bisa dibilang sebagai saudara kita saat berada di sini. Himada adalah suatu himpunan mahasiswa daerah. Dari kepanjangannya saja kita sudah bisa mengerti makna dari himada ini. Himada adalah tempat di mana kita bisa merasakan kampung halaman saat berkumpul bersama. Bisa dibilang himada adalah wilayah ekstrateritorial suatu daerah yang berada di sekitar STIS. SIMPATI STIS adalah suatu ikatan mahasiswa yang berasal dari Karesidenan Pati, Jawa Tengah. Karakter mahasiswa yang kocak, gila tetapi serius saat ada event, membuat rasa rindu kampung halaman terobati di sini.

UKM, dimana tempat kita berkreasi. Dimana kegiatan-kegiatan di luar kegiatan kuliah yang sesuai bidangnya akan berkumpul. Di sinilah kirta akan berkumpul dengan orang yang 'sejenis' dengan kita. Setiap UKM di sini memiliki acara khusus tiap tahunnya yang bisa kita jadikan tempat hiburan di antara penatnya kuliah.

Keseruan di sela-sela KSM
KSM adalah kegiatan akademik di luar perkuliahan. Bisa dibilang belajar bersama sesama mahasiswa. Dalam hal ini, kakak tingkat banyak membantu adik tingkatnya untuk belajar dan mencapai prestasi. Ini membuktikan kakak tingkat bukan berarti senior bagi adik tingkatnya. Haha :D

Sekian gambaran STIS yang mungkin memotivasi, aamiin..

Wassalamualaikum W. W

Unknown

فَبِأَىِّ ءَالَآءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ

1 komentar: